Bukan persoalan masa jabatan Kades yang penting tetapi kinerjanya. Masyarakat desa butuh pemimpin yang bersih dan mampu menggerakkan anah buahnya bekerja all out.
Sebab, persoalan di desa sangat beragam dan rumit bila Kades dan anak buahnya tak sepenuh hati melayani dan mencari solusi terbaik, atau mendekati kebenaran.
Di luar program, salah satu tugas berat Kades dan perangkatnya ialah mendamaikan warga sengketa tanah. Sebab, sengketa tanah waris ini menumpuk dan kerap berakhir dengan kekerasan. Tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat sudah malas diundang mediasi karena wejangannya tak didengar oleh mereka yang bersengketa. Malah mereka saling lempar kursi bahkan saling tebas.
Selanjutnya soal ketersediaan air bersih dan pengelolaan sampah. Persoalan sampah banyak menguras anggaran desa. Baik untuk operasional maupun untuk gaji petugas.
Ketika masyarakat dilibatkan untuk iuran misalnya Rp 3.000 perbulan, tak berjalan serentak dan maksimal. Ini yang menimbulkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat.
Kondisi diperparah oleh masyarakat yang nakal tak taat aturan.Â
Soal keamanan memang menjadi prioritas utama bagi Kades dan perangkatnya. Keberadaan Polsek tak banyak faidahnya bagi masyarakat desa. Curanmor menggila di seluruh tempat. Hampir setiap bulan aksi pencurian sepeda motor berlangsung.
Warga dan perangkatnya galau menghadapi curanmor tersebut. Ketika pencurian ternak (sapi, kerbau, kambing) dapat diatasi, lagi-lagi muncul maling millenial yang sulit dijangkau aksinya.