Mohon tunggu...
bhenu artha
bhenu artha Mohon Tunggu... Lainnya - universitas widya mataram

saya karyawan universitas yang ditugaskan di bagian humas, kemahasiswaan, alumni, kerjasama, dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Seni

Arsitektur Masjid Pathok Negoro

13 Maret 2023   12:16 Diperbarui: 13 Maret 2023   12:20 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masjid Patok Negoro merupakan sebutan bagi lima buah masjid Kraton Yogyakarta (Masjid Ploso Kuning, Masjid Mlangi, Masjid Babadan, Masjid Wonokromo dan Masjid Dongkelan). Keberadaan kelima masjid ini merupakan satu hal yang khas karena tidak dijumpai di kasunanan / Kraton yang ada di Jawa. Istilah patok negoro berasal dari dua kata yaitu Pathok (patok) dan Negara (nagoro). Demikian disampaikan Desy Ayu Krisna Murti, S.T., M.Sc., dosen Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Widya Mataram (UWM) pada Senin (13/3) di Gedung FST UWM.

Pathok merupakan suatu tanda yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu untuk membatasi daerah atau wilayah yang berbeda dengan daerah di luar tanda pathok. Di Kasultanan Yogyakarta, istilah pathok merujuk pada tanda yang tidak dapat diubah yang melambangkan sebuah kerajaan atau negara. Selain itu, istilah ini digunakan secara umum untuk merujuk pada masjid-masjid milik Kasultanan Yogyakarta, yang juga dikenal sebagai masjid kagungan dalem kecuali untuk masjid agung.

Pemberian nama pathok negara pada masjid-masjid kagungan dalem dilakukan sesuai dengan jabatan di lembaga peradilan. Dalam bahasa Jawa, patok merujuk pada kayu atau bambu yang ditanam sebagai tanda yang tetap, sedangkan nagoro merujuk pada kota tempat tinggal raja. "Oleh karena itu, patok negoro merupakan simbol kekuasaan raja yang tidak dapat diubah," kata Ketua Program Studi (Kaprodi) Arsitektur UWM ini.

Usia yang tidak lagi muda dari masjid merupakan simbol awal kejayaan pemerintahan keraton Yogyakarta setelah kerajaan Mataram Islam di Kotagede, yang telah berdiri selama hampir tiga abad. Masjid Pathok Negoro dibangun pada periode 1723-1819, sedangkan masjid Wonokromo dibangun pada periode 1814-1823. "Meskipun masjid Pathok Negoro memiliki sejarah yang panjang dari masa penjajahan Belanda sampai Jepang, namun di sini hanya akan dibahas dampak kolonialisasi Belanda yang merupakan kekuatan kolonial terlama di Indonesia dan di Yogyakarta secara khusus," ungkap Desy.

"Pada masa itu, Masjid Pathok Negoro dibangun untuk menandai batas wilayah negara atau negari, yaitu Yogyakarta itu sendiri, sehingga masjid-masjid yang kemudian dibangun dinamakan Masjid Pathok Negoro yang berarti batas negara "pathok negoro"," tutupnya. Masjid Gedhe Kauman adalah pusat dari keempat masjid yang dibangun di empat penjuru mata angin, dan ada istilah formasi pathok kiblat papat lima pancer yang digunakan untuk menggambarkan penempatan keempat masjid tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Daftar Partner Kami
Antara News
Viva
Liputan 6
Kompasiana
OkeZone