Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Anies Baswedan Diusung 3 Parpol Kecil, Akankah Menang?

19 Februari 2023   07:39 Diperbarui: 19 Februari 2023   07:48 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Dokpri (saat kunjungan Anies Baswedan ke Serang Banten)

Banyak kalangan yang optimis akan kemenangan Anis Baswedan mantan Gubernur DKI periode 2017 -2021, dan banyak pula yang meragukannya. Dua kelompok ini punya argumentasi yang mendasari pendapatnya. Kelompok pertama mendasarkan kepada apa yang ada di masyarakat dan di media sosial, setiap kunjungan atau sosialisasi yang diadakan partai Nasdem yang mengusung Anis Baswedan sejak awal selalu meriah dihadiri ratusan bahkan ribuan orang.

Kelompok kedua mendasarkan pada parpol pendukung Anies Baswedan yang termasuk partai kecil yaitu Nasdem yang belakangan dikuatkan oleh PKS dan Partai Demokrat. Namun gabungan ketiganya pun tetap kecil dibandingkan kompetitornya seperti Prabowo Subianto yang diusung Partai Gerindra.

Memang belum ada capres lain yang dideklarasikan oleh PDIP dan Golkar yang notabene sebagai dua parpol terbesar  pemenang pemilu 2019 urutan pertama dan kedua. Namun jika keduanya punya capres maka dipandang peluang capres dari kedua parpol tersebut akan lebih berpeluang menang disbanding Anies.

Jika masing-masing Parpol besar tersebut mengusung presidennya masing-masing, pendapat kedua melihat tetap akan lebih besar dukungan bagi capres yang diusung PDIP atau diusung partai Golkar. Logka linier yang dibangun adalah bahwa perolehan suara Parpol atau kursi di Parlemen akan berbanding lurus dengan suara capresnya. Bagaimana pendapat anda?.

Sepintas logika dari kelompok kedua ini rasional dan matematis, namun pada faktanya tidak selalu benar. Karena pemilihan presiden sangat berbeda dengan pemilohan anggota legislatif. Dalam pemilihan presiden yang dijual adalah sosoknya, sedangkan dalam pemilihan legislatif atau DPR adalah parpolnya, meski sosok caleg berpengaruh namun masih fifty-fifty.

Bahkan di Pemilihan Presiden langsung pertama dan kedua, terbukti bahwa Capres SBY-Kalla yang diusung Partai Demokrat yang hanya 4% kursinya di Parlemen menang telak dalam Pilpres tahun 2004, dan terulang kembali menang di pemilu 2009 yang berpasangan dengan SBY-Budiono yang diusung PD dan PKS. Padahal  saingannya Capres lain diusung parpol besar.

Artinya logika pendapat kedua dalam konteks Pilpres tidak bisa diterima alias Capres yang diusung parpol besar bukan jaminan akan menang di Pilpres. Pertanyaan selanjutnya mengapa bisa terjadi demikian?.

Teori yang lebih mendekati adalah teori memilih pacar atau pasangan hidup. Dalam memilih Presiden terjadi subjektifitas terhadap objek pilihan. Artinya orang yang memilih presiden tak akan peduli apa yang dikatakan orang lain tentang presiden yang disukainya, sama seperti kita memilih pacar atau pasangan hidup.

Mohon maaf kadang saya suka bercelotih dalam hati saat kondangan melihat pasangan yang serasi cantik dan ganteng : " wah pas banget ya, cocok" . Kadang saya pun memprotes dalam hati saat di kondangan melihat wanitanya begitu istimewa dan prianya sangat biasa. Sampai-sampai ada pikiran negatif, sepertinya wanita ini memilih pria tersebut kareana hartanya atau jangan-jangan kena pelet kinasihan.

Demikian pula dengan menentukan pilihan Presiden, meskipun pilihan calegnya dari partai A, B dan C, namun pilihan presidennya bebas dan bagaimana selera masing-masing. Sehingga para penuls di Kompasiana yang membuat analisa "akankah Anies menang diusung Parpol Nasdem, PKS dan PD?". Dalam ulasannya menyakinkan bahwa itu sesuatu yang sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Daftar Partner Kami
Antara News
Viva
Liputan 6
Kompasiana
OkeZone