Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perang Kampanye di Medsos, Akankah Anies Baswedan Menang?

23 Februari 2023   18:23 Diperbarui: 24 Februari 2023   04:53 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Dokpri ( Damar, Ajat, Awali dan relawan lain)

            Meskipun Pemilu 2024 masih 1 tahun, namun opini seputar pemilihan Presiden sudah ramai dibicarakan publik, baik di media elektronik maupun on line. Media cetak mengalami kemerosotan drasts bahkan banyak yang gulung tikar, termasuk media masa Republika cetak. Hanya terbit yang On Line saja, mencari Koran saat ini semakin langka. Penjual Koran di lampu merah pun sudah jarang kita temukan, berganti dengan badut dan pedagang lainnya.

            Sosialisasi atau publikasi kegiatan pemerintah dan masyarakat bergeser dari Koran atau media cetak ke media on line seperti WA, FB, IG, Twiter dan sejenisnya. Pada sisi user atau konsumen, adaya medsos menguntungkan karena murah bahkan gratis. Sedangkan beriklan di media cetak mahal. Bagi industri media cetak, keberadaan media on line dan Medsos sangat merugikan bahkan sudah banyak yang bangkrut.

            Jika pada pemilu sebelum tahun 2019 media cetak kebanjiran order para caleg, para calon bupati-wakil bupati, dan presiden-wakil presiden, saat ini sudah tidak lagi. Berpindah ke Medsos dan jasa buzzer untuk membesarkan dan menyebarkannya. Opini atau berita apapun akan menyebar luas dengan keberadaan medsos dan buzzer. Mana fakta dan mana hoaks saat ini sudah sulit kita membedakannya.

            Bisa saja politisi yang kaya prestasi namun tak menggunakan medsos dalam mempublikaskannya di masyarakat kurang populis dan dianggap biasa-basa saja. Ada pula kepala daerah yang miskin prestasi namun saat melakukan kunjungan ke warga membawa tim medsos lalu dengan massif mempublkasikannya, ia viral seakan merakyat dan banyak prestasi. Padahal yang dilakukannya hanya itu saja, dan publikasi dilakukan untuk pencitraan semata.

            Hanya sebagian kecil masyarakat yang mengetahui bahwa https://www.kompasiana.com//dailyasalam2022/63f74ca008a8b5720173d702/perang-kampanye-di-medsos-akankah-anies-baswedan-menang yang beredar di medsos itu tidak semuanya fakta dan banyak hoaks, hanya mereka yang ahli  IT dan telah mendapatka pencerahan tentang bedanya fakta dan hoaks  saja yang bisa memilah antara info yang bersifat  fakta dan hoaks semata.

Saya termasuk yang telah ikut Gerakan Masyarakat Literasi Digital yang diadakan Kelas Belajar Menulis Nusantara baca KBMN asuhan Dr. Wijaya Kusumah atau biasa dikenal dengan Om Jay. Dengan mengetahui perbedaan info yang fakta dan hoaks, kita tidak akan mudah dimanfaatkan atau ditipu oleh orang jahat yang mencoba mempengaruhi lewat medsos.

Dalam Pilpres 2024 ini, semua capres dan cawapres bersama Tim suksesnya menggunakan medsos untuk menjadikan dirinya popular dan dipilih oleh masyarakat Indonesia. Upaya Capres-Cawapres bersama Tim suksesnya gencar memposting kegiatan dan prestasi yang dimiliki bertujuan agar mendapat simpati dan empati dari para pemilih senusantara.

Dalam menanggapi postingan dari tim sukses capres -- cawapres yang mencoba mempengaruhi kita agar memilih jagoannya, kita bebas memilih dan menentukan secara mandiri. Semua yang disodorkan tim sukses bagaikan barang yang diasong atau ditawarkan, terserah kita apakah kita akan mengabil atau membelinya atau tidak.

Sampai saat ini, di akhir Februari 2023 Capres yang sudah dideklarasikan baru 2 yaitu Prabowo Subianto yang diusung  Partai Gerindra dan Anies Baswedan yang diusung 3 parpol : Nasdem, PKS dan Demokrat. Capres lain belum dideklarasikan, mungkin saja akan dideklarasikan injuri time jelang waktu pendaftaran ke KPU,  menunggu momen yang tepat.

Masih ada capres lain yang viral di medsos seperti Ganjar Pranowo, Erick Tohir, Erlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani. Nama-nama tersebut akan terjawab apakah akan menjadi Capres atau hanya meramaikan bursa pencapresan saja?,  akan terjawab pada saat hari terakhir pendaftaran di KPU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Daftar Partner Kami
Antara News
Viva
Liputan 6
Kompasiana
OkeZone