Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Ibu rumah tangga yang tadinya berprofesi sebagai guru formal. Memilih resign untuk menjadi madrasah bagi anak - anak di rumah dan menekuni dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Turis Asing Ikut Menerapkan Tata Krama Khas Yogyakarta Ketika Berinteraksi dengan Masyarakat

17 Maret 2023   15:12 Diperbarui: 17 Maret 2023   15:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Yogyakarta sebagai salah satu tujuan wisata maka tidak heran jika banyak turis asing yang singgah di sana. 

Kesan warga Yogyakarta yang ramah tampaknya mempengaruhi minat wisatawan asing untuk sejenak melepas lelah dari negeri asalnya. Bahkan tidak jarang turis asing rela memperpanjang visa dan izin tinggalnya untuk belajar lebih jauh tentang kehidupan di Yogyakarta.

Berbagai jenis seni dan budaya, ragam bahasa, kuliner dan juga tata krama saat berinteraksi adalah hal yang menarik untuk dipelajari bagi para turis asing.

Di Yogyakarta akan banyak ditemui turis asing yang fasih melafalkan bahasa Jawa baik ngoko maupun krama. Meski logatnya tidak bisa pure seperti pribumi, konsep pemahaman para turis asing patut diacungi jempol. Hal ini tentu sangat menguntungkan karena bahasa daerah dapat menjadi sarana promosi pariwisata daerah Yogyakarta. Para turis pun ikut menjiwai tata krama yang berlaku di Yogyakarta. Unggah-ungguh ketika berbicara dan berinteraksi turut dipraktikkan ketika mereka berkomunikasi dengan warga pribumi. Kesopanan dan keramaha  warga menular pada para turis sehingga mereka pun larut dalam suasana kekeluargaan.

Selain dari segi bahasa dan tata krama pergaulan, banyak turis asing yang luwes saat ikut pagelaran tari tradisional maupun pentas pewayangan. Sinden-sinden warga asing begitu menguasai teknik tetembangan dengan cengkok yang tidak kaku. Bahkan ada juga yang mencoba jadi dalang wayang kulit.

Lain lubuk lain belalang. Keistimewaan Yogyakarta yang lain dari tempat asal para turis asing memang menjadi daya pikat. Keingintahuan mereka disambut positif oleh masyarakat setempat dan juga pemerintah. Mereka hormat, masyarakat pun segan dan interaksi pun akan berjalan normal seperti kata pepatah di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.

Yogyakarta memang begitu mempesona dalam segala hal sehingga para turis asing betah tinggal lebih lama di sana. Rasa nyaman ini tentu juga hasil kerjasama dari berbagai pihak. Sumbang sih antara pengelola tempat wisata, penginapan dan pemerintah daerah istimewa ini menjadi penentu jumlah wisatawan asing dari waktu ke waktu. Tentang kebijakan hukum bagi turis asing "nakal" tentu saja pemerintah setempat sudah memiliki dasar hukum untuk bertindak tegas. Semoga pariwisata di Indonesia terus menjadi daya tarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara tanpa dinodai oleh "kenakalan oknum" baik dati pihak turis asing maupun lingkup masyarakat itu sendiri. Terima kasih.

Kebumen, 17 Maret 2023

Penulis

Danu S

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Daftar Partner Kami
Antara News
Viva
Liputan 6
Kompasiana
OkeZone