Saking serunya musik punya ilmu, maka ia disebut musikologi. Ada juga pendapat, musikologi dari kata musik dan ekologi.Â
Yang jelas, musik ada ilmunya.
Sampai-sampai bagi yang doyan musik, mereka harus belajar pada profesor musik. Nyatanya, ada sekolah musik. Berarti terjadi pertautan antara dunia pemusik dan dunia pencipta musik.Â
Satu lagi, lupa jika ada dunia teks. Jika komat-kamit atau tuturan melulu, sangat sulit menangkap ilmu musik. Di situ teks punya peran penting.
Betul-betul musik tidak berdiri sendiri. Musik butuh penghayatan yang mendalam.Â
Tentang apa saja. Musik juga perlu dirangsang daya imajinasi plus sentuhan teknologi.
Gara-garanya terbuka peluang inovasi dan kreasi musik yang relatif baru. Dari zaman ke zaman, dunia musik tidak pernah sepi dari penikmat.Â
Justeru musiklah menjadi salah satu penawar rasa sepi. Musik memang lebih bersifat 'psikis', olah jiwa.
Sudah diketahui orang, dari segi genrenya, ada musik klasik, jazz, pop, seriosa, country, heavy metal, reggae, blues, techno, balada hingga rock. Itu genre musik menurut alirannya.Â
Dimana musik dangdut, keroncong, nasid-rebana? Itu juga musik. Tenang! Pokoknya, dari musik tradisional hingga musik modern. Malahan yang ngetrend bagi anak-anak milineal dan Gen Z adalah musik K Pop.
Berkat imajinasi dan seni, musik berkembang pula campur sari genrenya. Seperti R and B, campuran musik Rap dan Blues. Dari rock and roll ke hard rock. Ternyata, genre musik punya varian.