Lelaki tua melukiskan kejadian malam dalam hening satu demi satu. Setiap gejolak batin dirasakan. Setiap keinginan diteliti dengan detail. Setiap pergerakan pikiran disadari. Ada sejumlah tanya yang terlempar keluar dari dalam benak. Lantas berserakan di atas meja.
Pertanyaan-pertanyaan itu diambilnya. Pada malam ditanyakan. Sayang, belum semua pertanyaan terjawab. Lelaki tua berhenti sejenak dengan pergulatan dirinya.
Lelaki tua bertanya apakah aku seperti burung malam terus mengetuk gelapnya malam dengan nyanyian syahdu? Atau mesti mengepak sayap untuk mencari makanan dalam kegelapan nasib yang tidak menentu? Atau seperti jangkrik terus merayakan kegembiraan betapa nikmat dan gurihnya hidup ini?