Kucari gelas unik yang kunaksir kemarin
Beberapa ruangan sudah digeledah
Namun sayang, gelas itu tidak kelihatan lagi hari ini
Dia telah menghilang
Kutanya kawan dari balik jendela
Kawan bertanya padaku:Â Untuk apa gelasnya, pak? Harus gelas yang kemarin?
Aku hanya tersenyum. Sebab aku hanya mau gelas itu
Aku teringat pada serat-serat lukisan yang bergantungan
Bibir halus mulut gelas itu
Wangi unik yang selalu saja menarik.
Air putih yang menempel di sana
Telinga tergelitik jika aku memukul dengan batang balpoint
Jiwa terpaut pada bunyinya
Kedengaran asyik
Meningkat selera
Menambah gairah
Siang ini begitu panas
Tetapi tidak dengan hatiku
Aku dahaga
Aku mau minum seteguk saja
Memukulkan balpoint ke dalam gelas
Merindukan bunyi bergaung dalam ruangan sunyi sepi
Gelas itu telah pergi
Meninggalkan aku di sini
Ingin melepas hasrat yang dahaga
Tetapi gelas itu hanya tinggal kenangan