Mohon tunggu...
FEBRYAN SETYADI WICAKSONO
FEBRYAN SETYADI WICAKSONO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Universitas Jember yang sedang menempuh jurusan S1 Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Keberadaan Electric Vehicle bagi Indonesia, Apakah Memberi Dampak Positif?

14 Maret 2023   11:58 Diperbarui: 14 Maret 2023   12:04 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Beberapa tahun terakhir dunia internasional tengah merasakan adanya kemajuan teknologi yang diterapkan pada bidang otomotif. Kemajuan teknologi itu bisa dilihat dengan penerapan pada transportasi darat baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Itu bisa dilihat dengan adanya teknologi kereta cepat seperti yang dimiliki oleh negara Jepang dan China. Selain itu, kemajuan teknologi ini membuat perusahaan otomotif saat ini sedang bersaing untuk menciptakan kendaraan yang ditenagai  oleh energi listrik. Orang-orang menyebutnya dengan sebutan Electric Vehicle (EV).

Electric Vehicle ini merupakan kendaraan yang memanfaatkan energi listrik yang dikonversi menjadi energi gerak dari baterai dengan daya besar yang ditanam pada mobil. Keberadaan EV bisa dibilang sebagai terobosan untuk pengganti energi bahan bakar minyak. Hal itu karena EV lebih ramah pada lingkungan dan lebih efisien untuk permasalahan antrian pengisian bahan bakar.Karena  kelebihan EV sendiri bisa dilakukan pengisian dirumah dengan alat yang telah diberikan oleh perusahaan saat pembelian.  Tetapi pemerintah juga menyediakan pengisian daya di beberapa titik untuk pengguna yang kehabisan daya baterai dalam jarak tempuh yang panjang. Meskipun transportasi bertenaga listrik sudah ada sejak lama, masyarakat dalam kurun waktu beberapa tahun ini mau untuk mendukung adanya EV ini. 

Disamping itu, EV juga menyediakan fasilitas dan fitur yang canggih yang memudahkan pemilik kendaaraan EV. Mulai dari fitur 360 camera yang mampu menampilkan seluruh sisi dari kendaraan hingga auto pilot atau full self driving yang membiarkan pengemudi hanya duduk dan menikmati perjalanan tanpa perlu memegang kemudi dan pedal gas. Selain dampak positif dari fitur yang diberikan ternyata juga terdapat dampak negatif dengan adanya fitur tersebut. Misal terjadi eror pada fitur auto driving kemungkinan yang ditimbulkan adalah kecelakaa karena fitur ini mengacu pada deteksi gerakan yang berada di sekitar mobil. Maka dari itu perusahaan perlu memperhatikan lebih mengenai fitur fitur yang diberikan.

            Banyak negara yang telah beralih pada Electric Vehicle dengan tujuan untuk mendukung kebijakan pemerintah untuk ramah lingkungan. Indonesia saat ini sudah mulai beradaptasi dengan adanya Electrical Vehicle (EV). Adanya MRT dan kerja sama dengan Elon Musk pendiri perusahaan otomtofi Tesla yang merupakan bukti dari Indonesia akan penerapan dan penggunaan EV. Namun, hanya orang-orang dengan penghasilan besar yang mampu membeli Tesla ini karena harga yang bisa dikatakan mahal.

            Tetapi masih banyak alternatif yang diberikan oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar otomotif yang ada di Indonesia. Pengembangan dan penjualan kendaraan EV di Indonesia juga sudah mulai banyak ditemukan di jalanan.

            Pemerintah sangat mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia untuk mengurangi pencemaran lingkungan terutama pada kota kota besar. Pemerintah juga akan memberikan insentif untuk pembelian kendaraan listrik roda empat dan roda dua. Itu artinya masyarakat diharapkan dan segera beralih dari kendaraan BBM menuju kendaraan berbasis energi listrik. Dilansir dari liputan6.com Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan jika saat ini pemerintah tengah melakukan tahap finalisasi aturan insentif bagi pembelian mobil atau motor listrik. Insentif tersebut akan diberikan kepada pembelian kendaraan listrik, baik mobil maupun motor, yang diproduksi oleh perusahaan yang memiliki pabrik di Indonesia.

Insentif tersebut diharapkan memberikan berbagai manfaat bagi pengembangan industri kendaraan listrik. "Pemerintah sekarang sedang menghitung insentif tersebut. Insentif ini sangat penting dan disusun setelah mempelajari berbagai aturan dari negara-negara yang relatif lebih maju dalam penggunaan EV (electric vehicle)," ujar dia di Brussels, Belgia, Rabu (14/12) waktu setempat.

            Menteri Perindustrian juga mengatakan terdapat beberapa manfaat dengan pembelian dan penggunaan EV di Indonesia. Manfaat pertama, Indonesia memiliki nikel dengan jumlah cadangan terbesar di dunia. Sehingga, Indonesia dapat mengembangkan baterai kendaraan listrik dengan nikel sebagai bahan bakunya. Kedua, peningkatan kendaraan listrik dapat membantu negara secara fiskal karena akan mengurangi subsidi bahan bakar fosil. Ketiga, insentif ini akan 'memaksa' produsen mobil/motor listrik untuk mempercepat realisasi investasi di Indonesia. "Yang keempat, sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia dapat membuktikan komitmen kita dalam mengurangi emisi karbon," jelasnya.

            Namun, pemerintah juga perlu memperhatikan mengenai sumber daya yang akan digunakan sebagai bahan baku utama yang akan digunakan untuk menunjang adanya EV ini. Karena beberapa negara luar, mereka memanfaatkan daur ulang sebagai penghasil sumber daya energi listriknya. Bagaimana dengan Indonesia yang masih memnafaatkan SDA sebagai bahan baku utamanya. Apakah itu nantinya akan memberikan dampak kepada lingkungan dengan eksploitasi yang dilakukan secara terus menerus?/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Daftar Partner Kami
Antara News
Viva
Liputan 6
Kompasiana
OkeZone