myofascial syndromeÂ
ABSTRAK
Stroke merupakan penyakit neurologi yang timbul mendadak dalam waktu yang singkat. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi menuju otak pecah atau terblokir oleh bekuan sehingga otak tidak mendapat darah yang dibutuhkannya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi atau masalah yang dijumpai pada stroke yang ditandai dengan gangguan gerak dan fungsional serta penatalaksanaan terapi latihan pada pasien stroke. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui manfaat terapi latihan dapat mengurangi spastisitas yang berlebihan.
PENDAHULUAN
 METODE
 Terapi dapat berupa terapi farmakologi dan intervensi non-farmakologi. Terapi simptomatis meliputi antiinflamasi, anagetik, dan narkotik.
A.Farmakologi
- Tizanidine dapat menurunkan spastisitas otot pada sindrom nyeri myofascial ,menurunkan intensitas nyeri dan disabilitas.
- Benzodiazepin bekerja menghambat pengeluaran serotonin presinaps dan eksitasi GABA. Pada sebuah uji coba klinis,klonazepam terbukti mempunyai efek antinosiseptif untuk sindrom nyeri myofascial..
B.Non Farmakologi
 Tatalaksana non-farmakoterapi dapat invasif atau non-invasif. Metode non-invasif dapat berupa fisioterapi, seperti stretching, terapi laser, ultrasound, dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS).
- Stretching pada serabut otot dimulai dari sarkomer yang merupakan unit dasar dari kontraksi otot. Ketika sarkomer berkontraksi, area yang saling tumpah-tindih menurun mengikuti serabut otot untuk elongasi atau memanjang. Ketika salah satu serabut otot berada pada panjang istirahat maksimum dan seluruh sarkomer penuh, tambahan stretching berpengaruh pada jaringan ikat yang ada disekitarnya. Oleh karena itu pada saat dilakukan stretching, serabut serabut otot yang mengalami ketegangan ditarik
- Ultrasound merupakan teknik yang mengubah energi listrik menjadi gelombang suara dengan tujuan menghasilkan energi panas pada otot.
- Transcutaneous electric nerve stimulation (TENS) juga dapat mengurangi nyeri, namun belum ada bukti yang mendukung keunggulan TENS dibandingkan injeksi trigger points atau medikasi farmakologi, sehingga baru digunakan sebagai terapi adjuvan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Patologi