Mohon tunggu...
Made AnggieS
Made AnggieS Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Univ pendidikan ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keyakinan Agama Hindu

19 Maret 2023   19:34 Diperbarui: 19 Maret 2023   19:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Made Anggie Stephanandra Maheswari       

Rombel : 25                                                                

NIM : 2217051204                                                    

Prodi : S1 Akuntansi                                                  

 

DASAR KEYAKINAN AGAMA HINDU

Setiap agama tentunya memiliki inti keyakinannya masing-masing, dimana inti keyakinan tersebut merupakan dasar utama dari agama tersebut. Dan setiap umat beragama berkewajiban untuk memahami dan mengamalkannya. Dasar iman adalah dasar iman, iman orang yang lebih kuat, iman orang yang lebih kuat dalam iman. 

Seperti agama lainnya, agama Hindu memiliki inti kepercayaan atau akidah yang disebut Panca Sradha. Panca Sradha mengacu pada lima keyakinan atau kepercayaan dasar yang harus diyakini oleh setiap umat Hindu. Lima inti kepercayaan atau kepercayaan umat Hindu adalah: (1) Keyakinan Sang Hyang Widhi, (2) Keyakinan Atman, (3) Keyakinan Karma Phala, (4) Keyakinan Purnarbhava/Kelahiran Kembali, (5) Keyakinan Moksha. Sradha atau keyakinan merupakan poin penting dalam beragama karena keyakinan merupakan dasar dari agama. Sraddha atau keyakinan ini dapat menjadikan Satya setia, jujur dan bertanggung jawab. Dimana satya adalah sikap memiliki. Dengan sikap ini seseorang menjadi pribadi yang jauh lebih baik. 

Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk kebaikan orang banyak. Dalam agama Hindu, Panca Sradha adalah lima kepercayaan umat Hindu yang bagian-bagiannya terdiri dari:

  • Dalam kepercayaan akan adanya Brahman atau Sang Hyang Widhi Wasa, dewa agama Hindu disebut Brahman. Upanisad mengajarkan bahwa Brahman memiliki dua aspek yaitu Saguna Brahman dan Nirguna Brahman. Nirguna Brahman dimaksudkan untuk jnanis (orang yang memiliki kesadaran spiritual). atau orang yang tidak terikat pada kesadaran fisik). Saguna Brahman ditujukan untuk Setiap atau orang yang masih dalam kesadaran fisik (Saguna Brahman melihat Tuhan sebagai wujud, kepribadian dan dilambangkan dengan berbagai atribut yang terkadang berbeda satu sama lain, sehingga seolah-olah Tuhan itu jamak (Triguna, 2018:
    74). Banyak nama atau penyebutan Tuhan dikenal sebagai politeisme, yaitu kepercayaan akan adanya banyak dewa atau dewa. Munculnya kemusyrikan ini disebabkan banyaknya denominasi Tuhan, yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Demikianlah umat Hindu mempersonifikasikan Tuhan menurut gagasan mereka berdasarkan tugas dan kewajiban mereka. Meskipun Tuhan memiliki banyak nama dalam agama Hindu, dia sebenarnya hanya satu. Sebagai generasi umat Hindu sudah selayaknya meyakini dan meyakini keberadaan Brahmana untuk meningkatkan militansi keagamaan. Tidak hanya percaya, tetapi generasi muda kita harus menerapkan atau menerapkan keyakinan kita dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kepercayaan pada Atman Percikan kecil Tuhan disebut Atman. Atman memberikan kehidupan kepada setiap makhluk, ketika Atman meninggalkan tubuh manusia mati. Atman yang memelihara tubuh disebut jiwa. Tuhan adalah awal, tengah dan akhir dari semua makhluk. Karena Tuhan adalah sumber atau pencipta asli yang menopang dan juga mengakhiri kehidupan semua makhluk. Atman pada dasarnya suci karena berasal dari Brahman sendiri. Ketika atman memasuki tubuh makhluk hidup, ia menjadi terikat pada hal-hal duniawi, menyebabkan atman melupakan jati dirinya yang sebenarnya. Dengan ini dia berdosa. Atman (Ariyoga, 2019:82) ada di dalam setiap makhluk hidup dan merupakan sumber kehidupan manusia karena Atma di dalam tubuhlah yang membuat manusia hidup. Menurut agama Hindu, Atman adalah penyebab utama kehidupan manusia. Ketika tuan Brahma menciptakan tubuh, Atman hadir di masing-masing tubuh itu. Atman mengisi semua yang ada dan memelihara setiap makhluk, oleh karena itu sudah pasti dalam penciptaan Sng Hyang tidak ada penciptaan Atman. Dalam istilah yang lebih sederhana, Atman adalah jiwa atau roh yang hadir dalam tubuh kasar semua makhluk hidup. Atman sebenarnya abadi dan sama dalam proses yang dikenal sebagai reinkarnasi. Dimana reinkarnasi sejati hidup kembali dengan atman yang sama seperti di kehidupan sebelumnya.
  • Keyakinan akan adanya Karma Phala Setiap perbuatan makhluk hidup di dunia ini pasti ada akibatnya. Perbuatan baik mendatangkan kegembiraan, sedangkan perbuatan buruk mendatangkan kesulitan. Oleh karena itu, agama mengharapkan setiap makhluk hidup selalu berbuat baik untuk mencapai kedamaian hidup. Ajaran Karma Phala adalah ajaran yang memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada manusia bahwa ada tindakan atau kegiatan dalam hidup yang membawa imbalan atau buah. Kelahiran manusia merupakan anugerah karena manusia menerima anugerah berupa kata bayu dan idep. Sehingga manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Menjadi manusia adalah kesempatan terbesar untuk berbuat baik. Oleh karena itu, jika seseorang telah melakukan banyak kebaikan dalam hidupnya, kualitas kelahiran berikutnya akan meningkat. Dan juga sebaliknya, jika dia melakukan banyak dosa dalam hidupnya, maka kualitas kelahiran berikutnya akan menurun. Dalam agama Hindu, Karma Phala dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Sanchita Karma Phala, Prarabdha Karma Phala dan Kriyamana Karma Phala. Menurut Arjano (2020:26) Sanchita Karma Phala adalah hasil karma (perbuatan) yang dilakukan di masa lalu dan hasilnya masih bisa dinikmati dalam kehidupan ini. Prarabdha Karma Phala adalah bentuk hukum sebab akibat yang paling cepat memimpin. Prarabdha Karma Phala mengajarkan umat Hindu untuk berjalan di jalan Dharma (Kebenaran). Kriyamana Karma Phala adalah karma (perbuatan) di kehidupan ini dan ganjaran (hasil) di kehidupan selanjutnya.
  • Untuk percaya bahwa Purnarbhawa ada. Kelahiran berulang ini membuat suka dan duka dunia menjadi nyata. Punar karena Jiwatman dipengaruhi oleh kesenangan duniawi yang diikuti dengan kelahiran kembali. Terlahir kembali sebagai manusia adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk memperbaiki diri
  • Keyakinan Moksha. Moksha merupakan tujuan akhir umat Hindu, khususnya umat Hindu. Kata moksa berasal dari kata muc (bahasa Sanskerta) yang berarti membebaskan, memerdekakan atau membebaskan. Dari nada ini menjadi mukta/moxa, yang berarti pembebasan atau kebebasan. Terbebas dari karma phala dan samsara atau penderitaan. Moksha dapat dicapai tidak hanya ketika orang meninggalkan kehidupan di dunia, tetapi juga selama hidup dalam keadaan manusia. Tujuan agama Hindu adalah "Moksartham Jagadhitaya ca iti dharma" yang harus mencapai moksha dan kesejahteraan manusia. menjadi Moksha adalah tujuan akhir dalam hidup dalam agama Hindu. Jiwa yang mengalami moksha tidak lagi mengalami belenggu nafsu dan keduniawian yang maya atau palsu. Jiwanya benar-benar terbebas dari suka dan duka yang berasal dari duniawi. Mereka yang mencapai moksha mengalami kebahagiaan dan ketenangan yang abadi dan sejati. Menurut Ariyoga (2019:
    87) dalam mencapai moksha, dosa dan atma terpisah. Atman murni menyatu dengan Brahman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Daftar Partner Kami
Antara News
Viva
Liputan 6
Kompasiana
OkeZone