Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Guru - Menulis menebar kebaikan

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, Kepala Sekolah di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di bererapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : [email protected]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peka dan Pekok

19 Maret 2023   12:31 Diperbarui: 19 Maret 2023   12:50 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://my1-cdn.pgimgs.com/

Oleh: Penadebu

Pembaca budiman, sebelumnya maafkan saya atas 2 tokoh yang saya angkat andai di salah satunya kurang senonoh namanya. Namun setidaknya ini hanyalah sebagai gambaran penokohan agar kita bisa ambil hikmah di balik cerita ini.

Di sebuah perkumpulan organisasi profesi yang jauh dari kota kabupaten, hiduplah dua sabahat yang selalu bertentangan pendapat yang bernama Peka dan Pekok. Peka sangat peka terhadap lingkungannya, sedangkan Pekok sangat pekok dan kurang memperhatikan hal-hal di sekitarnya.

Menilisik dari dua tokoh tersebut mencerminkan bahwa perjalanan mereka seperti halnya film kartun Tom and Jerry. Dalam setiap event adegan mereka selalu ribut. Namun kehadiran mereka selalu dinanti. Apalagi di hari Minggu anak seusiaku dahulu sudah dipastikan menongkrongi TV sejak pagi.

Suatu hari, ketika berkumpul dalam suatu rapat organisasi profesi ditambah lagi semakin panjang isentif belum cair, TPP juga belum ada kabar, Peka mulai merasa khawatir dan mencari cara untuk membantu keuangan rumah tangga mereka. Dia berbicara dengan orang-orang di kerjaannya dan mencari https://www.kompasiana.com//penadebu/6415570208a8b573817480a2/peka-dan-pekok kapan semua ini bisa segera. Apalagi puasa sebentar lagi. Namun mengapa soal puasa diributin.

Kita memahami puasa itu ibarat kita melakukan masa berdiam diri dengan stok tercukupi agar ibadah lebih fokus dan menghasilkan pahala berlipat-lipat untuk menapaki surga tertinggi nanti. Yang jelas sebagai kadar ketakwaan terhadap agama yang dianut.

"Kita harus melakukan sesuatu untuk mengatasi krisis keuangan ini," kata Peka kepada Pekok.

"Tidak perlu khawatir, isentif pasti akan cair seperti biasa, termasuk TPP. Saya juga akan memasang perangkap burung-burung lemah lato-lato.," jawab Pekok.

"Tetapi ini bukan hanya masalah finansial, masalah perdapuran. Hutang-hutang kita mati suri tidak bisa mencicil dan orang-orang di kerjaan mulai kehabisan makanan," jelas Peka.

"Oh, aku tidak menyadari bahwa situasinya begitu parah. Apa yang bisa kita lakukan?" tanya Pekok.

Peka kemudian menjelaskan tentang teknik bagaimana memperoleh sumber dana yang halal dan masuk tidak memaksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Daftar Partner Kami
Antara News
Viva
Liputan 6
Kompasiana
OkeZone