Melangkah
Bumi berputar pada porosnya begitu pula matahari dan bulan. Seberapapun jauhnya langkah kaki ini,semuanya tetap sama tak berubah sedikit pun sesuai porsinya.Â
Demikian juga sifat, watak dan karakter dirimu. Tetap sama tak berubah sedikit pun, meski engkau memegang semuanya dan kendalinya. Sedang aku semua tak benar-benar berubah. Sebab, aku masih dengan proposional emosi yang sama.Â
Dikala mengingat tingkah polah mu saat membenamkan diriku pada jurang gelap demi memuluskan langkah mu. Dalam meraih apa yang kau harapkan sedari dulu
Terus terang aku bangga dengan apa yang kau dapatkan kini. Aku senang dengan melihatmu dan kondisimu sekarang. Meskipun itu, telah mengabaikan kebenaran relatif ku. Yang berdasarkan kebenaran semu mu.
Dan aku sudah berjanji bakal mengubur duka ku ini sedari dulu. Serta tidak bakal membuka kebenaran yang hakiki, karena itu jelas akan menyakitimu sampai mati.Â
Aku hanya berpesan cukup aku saja yang merasakannya. Tolong jangan kau mulai lagi kebenaran yang diteduhi bayangan-bayangan hitam tersebut kepada orang lain. Karena belum tentu orang lain bisa menerima kebenaran absolut mu dengan lapang dada seperti aku.
Selamat kawan. Lama kita baru berjumpa, jelas membuat ku kangen akan cada tawa mu, keusilan mu, kenakalan mu maupun keculasan mu.Â
Nimaktilah hidup ini dengan senang hati. Karena semua sudah ditakdirkan berbeda, kita tinggal menjalani saja. Tanpa harus memprotesnya dengan ke egoisan kita.Â
Tak usahlah berderai air mata didepan ku karena itu palsu. Dan aku pun tak terlalu hanyut dalam permainan watak mu. Tidak usah merasa bersalah diri, tapi resapilah hidup ini dengan kenikmatan sejati.Â
Walaupun semua tak benar-benar sejalan dengan harapan ku. Namun biarkan saja tak perlu meminta ampun, kepada diriku demi kemerdekaan dirimu atas keculasan mu.Â