Oleh: Yuni Salsalina Br Sitepu
Minyak bumi adalah campuran kompleks yang terutama terdiri dari hidrokarbon. Hidrokarbon yang tersuspensi dalam minyak bumi adalah alakana. Kemudian sikloalkana. Bahan lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sejumlah kecil alkena, dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Minyak mentah (minyak bumi) adalah campuran yang kompleks, terutama
terdiri dari hidrokarbon dengan sejumlah kecil konstituen.
Mengandung belerang, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit bahan
wadah logam. Struktur hidrokarbon hadir dalam minyak mentah:
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam dan batubara. Ketiga bahan bakar ini diperoleh dari proses pelapukan bangkai organisme, sehingga disebut bahan bakar fosil.
Minyak mentah dan gas alam diperkirakan berasal dari mikroorganisme laut, tumbuhan dan hewan. Sisa-sisa organisme ini mengendap di dasar laut, di mana mereka kemudian tertutup lumpur. Lapisan lumpur secara bertahap berubah menjadi batu karena tekanan dari lapisan atas.Â
Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob akan menguraikan mikroorganisme yang tersisa menjadi minyak dan gas. Proses pembentukan minyak dan gas memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentuk merembes melalui batuan berpori seperti halnya air meresap melalui batuan. Minyak dan gas juga dapat berpindah dari satu area ke area lain dan kemudian mengembun jika terhalang oleh lapisan kedap air. Meskipun minyak dan gas alam terbentuk di dasar laut, banyak sumber minyak.
Membahas tentang identifikasi minyak bumi tidak lepas dari pembahasan teori pembentukan minyak dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak menjadi unik dan berbeda dengan jenis minyak bumi lainnya. Karena saya seorang ahli kimia, pendekatan saya lebih bersifat kimiawi daripada geologis.Â
Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai pertimbangan penting untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak teori tentang pembentukan minyak yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa di antaranya adalah: Teori biologi (organik)
Macqiur (Prancis, 1758) adalah orang pertama yang mengungkapkan pandangan bahwa minyak berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) mengatakan hal yang sama. Pendapat ini juga didukung oleh sarjana lain seperti New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa:
"Minyak dan gas alam berasal dari organisme laut yang mati jutaan tahun lalu dan membentuk lapisan di bagian dalam bumi."
Teori Abiogenesis (anorganik). Barthelot (1866) mengemukakan bahwa minyak bumi yang mengandung logam alkali dalam keadaan bebas bila terkena suhu tinggi akan terpapar CO2 membentuk asetilena. Belakangan Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak terbentuk oleh pengaruh uap yang bekerja pada karbida logam di dalam tanah. Yang lebih ekstrim adalah pernyataan beberapa ahli bahwa minyak mulai terbentuk pada zaman prasejarah, jauh sebelum terbentuknya bumi dan bersamaan dengan terbentuknya bumi. Klaim ini didasarkan pada fakta bahwa hidrokarbon telah ditemukan di beberapa batuan meteorik dan di atmosfer beberapa planet lain. Di antara sekian banyak hipotesis yang sering dikemukakan adalah teori proses biologis, karena lebih layak.
Menurut teori biologi, minyak terbentuk oleh kebocoran kecil permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfer dan permukaan bumi, ditunjukkan oleh dua anak panah yang berlawanan, dimana karbon diangkut sebagai karbon dioksida (CO2).Â
